Selasa, 28 April 2020

Menanamkan hal positif

Minggu, 12 April 2020
Mengenai Anchor.

Ketika masih kecil sebenarnya kita sudah membuat banyak sekali Anchor, baik itu anchor positif ataupun anchor negatif. Seperti contoh dari anchor negatif yaitu ketika kita terkena air hujan maka kita akan sakit.

Dimulai dari sekarang kita harus menanam anchor positif. Ada orang yang menanam anchor positif, tapi syaratnya berat seperti.
Contoh:
Saya orangnya penyabar, kalau saya tidak disakiti.

Saya orangnya penyabar, kalau saya tidak dikhianati.

Kita tidak dapat menghilangkan anchor yang lama, akan tapi kita bisa menanamkan anchor yang baru.

Syarat untuk dijadikan sebuah Anchor adalah:
1. Positif
2. Simpel

Bahagia adalah salah satu bentuk.

Contoh Anchor yg susah:
- Saya akan bahagia kalau saya kaya.

- Saya akan bahagia kalau saya sudah bisa keliling dunia.

Karena adanya persyaratan yang susah untuk bisa diraih pada waktu dekat, maka akhirnya anchor yang susah ini membuat hidup kita selalu tidak bahagia karena adanya syarat yang mungkin sulit untuk terpenuhi.

Inna sholata tanha anil fahsya'i  wal munkar
Artinya:
Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.

Sholat itu merupakan anchor. Sholat menjadi anchor untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Zakat dan puasa juga merupakan Anchor

Arti Anchor disini adalah simbol-simbol yg memiliki efek.

Kak Rajesh melanjutkan materinya yaitu tentang  bagaimana cara agar anchor negatif itu tidak timbul lagi di dalam pikiran kita yaitu dengan cara menimbun anchor tersebut dengan data-data baru. Sedangkan untuk membuat anchor baru ada prosesnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa riset yang dilakukan oleh pakar di bidang pikiran dan otak mengatakan bahwa anak berusia 0 - 3 tahun hanya beroperasi dengan pikiran bawah sadarnya. Dengan demikian, apapun yang dialami oleh seorang anak pada 3 tahun hidupnya akan diserap semua oleh pikiran bawah sadarnya. Pikiran bawah sadar sudah aktif ketika si anak masih di dalam kandungan.
Filter mental pikiran sadar baru terbentuk ketika anak berusia 3 tahun dan semakin menebal pada usia 8 tahun.
Artinya apa?
Anak kecil belum memiliki filter mental sebelum usia 3 tahun, sehingga informasi dari luar akan langsung diserap oleh si anak.

Sesuatu yg kita pikirkan secara terus menerus maka itu bisa terjadi baik yang positif atau negatif.

Anchor akan terbentuk akibat dari pikiran yang selalu kita ulang-ulang

Sesuatu yg kita pikirkan secara terus-menerus maka hal tersebut akan tertarik dan terjadi kepada kita.

Lingkungan akan mempengaruhi pikiran kita dan apapun yang terjadi pada lingkungan tersebut akan menjadi anchor.

Kemudian dream maping, apa itu dream maping?

Dream Maping adalah sesuatu yang ingin dicapai/dituju dan DM bisa menjadi Anchor.

DM yg terlalu umum itu tidak kuat. Untuk memperkuat DM perjelaslah gambarannya agar menjadi lebih spesifik.

Ketika gambaran afirmasi jelas, akan lebih mudah mengejar DM nya.

Kita harus sudah memiliki tujuan-tujuan besarnya agar DM tercapai.

Afirmasi adalah suatu kejelasan. Memperjelas gambarannya di dalam pikiran kita.

Contoh Afirmasi DM:
Ketika kita ingin menulis dan menerbitkan sebuah buku, maka agar buku kita benar-benar bisa terbit maka kita harus memiliki DM yang sudah di afirmasi (lebih di spesifik gambarannya) seperti:
1. Jenis Buku bacaan
2. Cover buku
3. jumlah halaman
4. Nama penerbitnya
5. Di terbuka pada tanggal berapa
6. dll

Ada kalimat motivasi yang luar biasa "Jangan pernah menantang dirimu, jangan pernah menantang keimananmu". Yang berarti kita tidak boleh menentang sesuatu yang sudah terjadi, namun kita diwajibkan untuk usaha, doa dan tawakal. :)


Selanjutnya Om Bagus memulai materi perkuliahannya dengan sebuah pertanyaan.
Apa itu kepemimpinan?

Malaikat Jibril menjawab yaitu kepemimpinan yaitu merupan akal. Akal adalah hal-hal yang berkenaan dengan otak manusia.

Sebaik-baiknya hasil hypnotic berasal dari akal

Elemen yang menciptakan kondisi Hypnotic

Believe
Impression
Ekspression
Entertainment
Repetition
Anchor/Condition
Program/Selftalk

Dasar untuk menjadi Leader

Hidup ini adalah hypnosis, maka konsekuensinya anda harus menjadi penghipnotis.

Tapi kalo anda gagal menjadi penghipnotis maka konsekuensinya anda akan terhipnotis.

Hidup ini adalah senda gurau atau panggung sandiwara, maka konsekuensinya anda harus jadi aktor.

Tapi kalo anda gagal jadi aktor maka konsekuensinya anda siap-siap jadi penonton.

Maksud kalimat di atas adalah kita harus menjadi pemimpin. Pemimpin untuk diri sendiri dan dapat mengendalikan hawa nafsu sehingga kita menjadi pemimpin bagi orang lain.

Kalo kita gagal menjadi pemimpin, maka konsekuensinya kita dipimpin

Hidup ini diminta untuk menjadi yang terbaik, tapi kalau kita tidak bisa menjadi orang yang terbaik maka kita akan menjadi orang gagal.

Orang terbaik memiliki prinsip tangan di atas (memberi) lebih baik dari tangan di bawah (meminta).

Hipnosis : suatu mekanisme dimana siapa saja yg hidup dibumi ini harus paham karena hidup di dunia ada sebuah mekanisme.

Hypnotic: Kondisi manusia terhipnotis

Patuh: Sami'na  wa atho'na (Kami mendengar dan kami taat)

Lalu om Bagus bertanya Apakah hipnotic itu salah atau benar?

Apabila semua yang di ridhoi Allah maka itu merupakan hypnotic yang positif.

hypnotic yang salah:
Terhypnotis kepada yang negatif

Hypnotic yang benar
Teehipnotif kepada yang positif
Contohnya:
Setiap dengar azan kita sholat

Setiap dapat musibah kita sabar

Hati-hati impression terkesan otak kita tidak jalan

Hati-hati terhibur maka kita akan lupa

Hati-hati mengulang2 seauatu

Perang yg paling dahsyat adalah perang hawa nafsu. Pimpinlah diri sendiri terlebih dahulu baru pimpin orang lain

Kondisi alam setengah:

Om Bagus menjelaskan bahwa kita masuk Islam secara kaffah

Beliau mengistilahkan dengan
A to Z batas paling kiri
dan batas paling kanan.
Batas paling atas batas dan paling bawah.

Kita harus mempelajari agama secara kaffah atau keseluruhan.

Kenapa kita harus kaffah? Agar kita menikmati total dari dunia ini

Hidup ini tipuan, apabila kita tidak mampu bermain cantik, maka kita akan tertipu

Artinya keseluruhan adalah jangan kita setengah-setengah memlelajari agama, kalau tidak maka kita akan menjadi kacau.

Jangan kamu berada ditengah-tengah di antara 2 kutub yang berbeda.

Alam setengah biasanya dikuasai oleh syetan.

20 kondisi alam setengah
1. Bodoh dan pintar (sotoy)
2. Kaya dan miskin
3. Remang-remang (antara gelap dan terang)
4. Antara basah dan kering (lembab)
5. Antara luar dan dalam tubuh (menutup aurat)
6. Antara tertutup dan telanjang (pakaian ketat)
7. Antara sadar dan tidak sadar (minuman memabukan)
8. Antara nikah dan belum nikah (jomblo)
9. Antara daratan dan lautan (pantai)
10. Antara laki dan perempuan (banci)
11. Antara anak-anak dan dewasa (remaja)
12. Antara lulus dan belum (mengerjakan skripsi)
13. Antara tampil dan belum
14. Antara menang dan kalah
15. Antara bumi dan antariksa
16. Antara cantik dan jelek (merasa cantik)
17. Antara tertutup dan telanjang
18. Antara lapar dan kenyang
19. Antara terbang dan mendarat
20. Antara populer dan tidak

Rumus melawan alam setengah:

Sabar secara bahasa adalah menahan (kata kerja)

Ridho secara bahasa artinya menerima (kata kerja)

Istiqomah secara bahasa jalan terus, terus jalan

Istiqomah terus semangat, semangat terus

Paksalah dirimu agar kita bisa berubah.

Paksa adalah pintu gerbang perubahan.

Hati-hati nafsu kita yg menjadi pondasi berpikir bukan akal.

Aku memberi yg hamba-hambaku ikhtiarkan

Ikhtiar : paksa atau istiqomah
kerja terus, terus kerja
Belajar terus, terus belajar
Cinta terus, terus cinta

Melihat sesuatu itu jangan setengah-setengah.Tetapi lihatlah segala sesuatu secara kaffah agar kita menemukan makna secara keseluruhan.



SADAR

Kata Om Bagus
Minggu, 26 April 2020


SADAR

Apakah selama ini kita sudah sadar?
Pengertian sadar menurut kbbi : insaf, merasa, tahu, mengerti

Apa yg kita akan capai perlu memenuhi persyaratan tertentu, diantaranya adalah Pola pikir harus benar

Apa yang dimaksud dengan Pola Pikir yang benar adalah Pola Pikir yang kontruktif (istiqomah),
serasi (penuh dengan ketentraman), dan damai.

"Bila anda berpikir secara BENAR,  Bila anda mengerti KEBENARAN, Bila pikiran yang ditanamkan di bathin bawah sadar KONSTRUKTIF, serasi dan penuh DAMAI Maka keadaan serasi, lingkungan yang menyenangkan, dan segala hal yang baik akan mudah tercapai.

Dari kalimat diatas jelas bahwa kita sebagai pribadi muslim harus mampu menciptakan atau menanamkan pikiran yang baik atau positif di dalam alam bawah sadar kita (Sub Concious) karena SC merupakan sebuah lahan yang siap sedia kita tanami dengan hal positif atau negatif.

Sebagai manusia kita harus SADAR akan tujuan, fungsi, dan tugas manusia hidup di dunia ini yang tentunya harus selalu sesuai dengan Al Quran dan Hadis sebagai pedoman hidup manusia.

Di dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari, kita harus berpedoman kepada ayat-ayat Kauliah (Al Quran) dan mampu melihat tanda-tanda kebesaran Allah dengan melihat dan memahami
ayat-ayat Kauniah.

Kita harus bisa melogikan Al Quran dan Meng Al Qurankan logika Sebagai ikhtiar atau usaha untuk mencapai konstruktif, serasi, dan damai.

Leaders harus sadar
untuk mencapai titik benar itu kita harus mengetahui makna kebenaran itu sendiri.

Orang yang tidak masuk Islam secara kafah maka ia sulit mencapai kebahagiaan dan kedamaian.

Zikir adalah ingat, zikir tidak akan bisa kalau kita tidak sadar. Maka zikir memerlukan tingkat kesadaran yang tinggi.

Leaders harus selalu memikirkan penciptaan langit dan bumi.

Orang-orang yg sadar adalah orang selalu terkoneksi dengan Allah.

Selain yang sudah dijelaskan di atas tentang arti sadar menurut kbbi, Sadar juga dapat berarti kesadaran yg terjaga dari tidur. Terjaga atau bangun.

Seperti yang dikatakan di dalam Surat Ali Imran 190 dan 191 bahwa
Orang-orang yang berakal adalah orang yg mengingat, yaitu selalu mengingat Allah. Dalam posisi berdiri, duduk, atau berbaring.

Memahami tentang segala yang diciptakan oleh Allah merupakan untuk menguji manusia.

Sungguh mulia orang-orang mukmin yangg apa bila diberikan nikmat maka dia akan bersyukur dan apabila dia diberi musibah maka dia akan bersabar.
Maka semua itu akan baik baginya.

Makna Sadar standart Kahfi:
Tingkat kewaspadaan yang tinggi oleh manusia terhadap lingkungannya, keadaannya, situasinya, kondisinya, yang paling utama tentang dirinya yang berisikan tujuan, tugas, fungsi hidupnya, dan tahu apa yang harus dilakukan, yang dilandasi oleh ilmu, pengetahuan, wawasan, pengalaman hidup yang senantiasa berorientasi kepatuhan kepada Allah SWT, prestasi dan kemaslahatan.

Manusia yang Sadar adalah:
Dia tahu tujuan, fungsi, dan tugas dia hidup dimuka bumi dan tau apa yang dikerjakan dalam kehidupan sehari-sehari yang tingkat kesadarannya meningkat apabila dia meningkatkan ilmunya yang berasal dari Al Quran dan Hadist.

Orang yang Sadar adalah orang yang Fokus kepada prestasi dan manfaat.

Sadar juga dapat diartikan tahu dengan apa yang akan dikerjakan dan membutuhkan waktu.

Semua hal yang baru manusia rasakan akan resistant atau bersifat menentang maka perlu adanya gradasi di dalam hidup sehingga apabila dalam prosesnya kita lakukan secara berulang-ulang dan penuh kesadaran maka akan menjadi
MSO (Mekanisme Sistem Otomatis) yang nantinya kita akan mendapatkan kesadaran tersebut secara utuh.

Ada orang tidak sadar mereka tidak sadar. Maka sebagai Leader perlu mengingatkan.

Saya sadar bahwa saya tidak sadar. Maka hal ini merupakan proses menuju kepada kesadaran.

Sadar adalah kewajiban

Jumat, 03 April 2020

Resume Kata Om Bagus

Om BAGUS tgl 13 januari 2020





Ketikan MASTIKA SP
ICOS (Intelegences Control of Survival)






Kita semua harus memiliki ICOS. Apabila manusia tidak memiliki semua ICOS jangan marah kalau semuanya terhambat. ICOS komunikasinya penuh, mau kemana saja ditunggu banyak orang, di senangi banyak orang. Kalau di KAHFI ada istilah sudah menjadi sarang lebah, sarang lebah itu apa tempat berkumpulnya orang. Contoh almarhumah ibu om Bagus setiap ketemu orang dipanggil mami. Dan menurunkan ke om Bagus sebagai pengajar. Ibunya om Bagus itu seorang guru, dan ibunya om Bagus mengajar tidak mau dibayar. Bagaimana hidup kita sebagai sarang lebah, di sukai banyak orang, dikumpulin orang dan pada akhirnya semua itu menurun ke om Bagus, rumah om Bagus selalu di datangi banyak orang sehingga di rumah atau di lemari es banyak makanan dan tidak tahu darimana saja. Sekali lagi ada orang yang ICOS nya menyala karena keringat gajinya udah penuh, ada orang sukses hidupnya karena keringetnya untuk bantu orang tuanya.
Tapi hati-hati ICOS ini bisa terbalik, jangan sampai ICOS antinya penuh. Ada orang yang ICOSnya menyala karena males banget, jadi bahyangkan seumur hidupnya tidak pernah sukses karena males banget, ada orang kantong ICOS nya tidak penuh karena durhaka sama kedua orangtuanya. Ngerjain ini salah, kerja ini salah, apapun salah terus. Maka kata rosul sesuatu dilakukan dengan yang salah maka salahlah seterusnya. Jadi kalian mau menjadi leaders penuhi itu syarat-syarat semua hal-hal kantong kehidupan jangan sampai ada yang tidak penuh. Masalah penuh tidak penuhnya karena kita tidak pernah tahu  alat ukurnya. Kalau kita mau mengukur air diember ada alat ukurnya yaitu mata dengan melihat ember tersebut. Ada orang yang diibaratkan sebagai gambar yang masuk kedalam gunung yang ada berliannya karena lewat mimpi, yang menggali untuk mendapatkan emas selama 3 minggu manusia A berkata “tidak ah, males”, ketika 3 minggu berenti dan berketa kepada temennya “semalem saya dapat mimpi tapi saya tidak tahu mimpi ini, mimpi siang bolong atau mimpi beneran, di gunung itu ada berliannya, temennya berkata “udah kamu gali?” manusia A menjawab “sudah 3 minggu, bongkok saya ternyata cuman mimpi doang” manusia B berkata “ia mimpi doang paling, sambil mengambil siasat untuk mengambil cangkul”. Manusia B berangkat ke gunung untuk menggali. Manusia B berkata “bener ini mimpi siang bolong”. Manusia B akhirnya pulang katakanlah 2 bulan telah menggali gunung. Manusia B bertemu dengan manusia C dan berkata “darimana kamu tidak pernah keliatan?”. Manusia B menjawab “itu manusia A bilang kalau dia bermimpi bahwa di gunung ada berlian. Manusia C berkata “terus ada berliannya”. Manusia B menjawab “tidak dapat, percaya saja kamu dibohongin ama manusia A selama 2 bulan”. Manusia C pulang kemudian mengambil siasat. Manusia C berangkat ke gunung untuk menggali. Manusia C tidak berhasil juga dan berkata “ngapain saya percaya dnengan manusia B”.
Ternyata dari obrolan manusia A-C ada yang dengar yaitu manusia D. Manusia D berkata “sekali kita yakin harus tetap yakin, tugas kita gali ya gali”. Manusia D ikutan menggali gunung tersebut. Akhirnya manusia D ini yang mendapatkan berlian dari gunung tersebut. Pesannya bahwa semua ikhtiar harus tetap istiqomah, agar dalam setiap bisnis lancar dana semua bisnis cocok.

Minggu, 25 Juni 2017

Candi Gedong Songo

Suatu hobi travel adalah salah satu cara untuk mengeksplor Indonesia yang sangat indah.
Suatu sejarah lah yang memang membuat hati ini menjadi bergairah untuk melakukannya hmmmmm
Tidak begitu suka sih akan sejarah namun kalau dilihat dari suatu hal yang pasti dan konret menjadi satu cerita yang bisa diceritakan.


Mengunjungi salah satu tempat, datang ke candi yang memang tidak jauh tempatnya dari rumah kakak yaitu candi Gedong Songo.


Objek Wisata Candi Gedong Songo Semarang merupakan salah satu Objek Wisata di Bandungan yang berupa situs peninggalan umat Hindu yang dibangun pada pertengahan abad 9. Candi ini seperti namanya (songo yang artinya sembilan) sebetulnya terdiri dari sembilan bangunan candi yang tersebar di lereng gunung ungaran namun sekarang hanya tersisa lima buah candi saja.
Candi yang ditemukan oleh seseorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Stamford Raffless pada tahun 1804 ini berada di ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut sehingga suhu udara di area ini cukup dingin (berkisar antara 19-27 derajat celcius) dan sesekali kabut tipis turun dari gunung.
Dari candi ke candi kita tidak akan merasakan lelah selama diperjalanan karena disuguhkan pemandangan alam dengan lereng gunung yang indah serta udara yang sejuk dan menyegarkan. Jadi sangat direkomendasikan sekali bagi Anda yang ingin berlibur bersama keluarga dan orang terdekat.

Kamis, 22 Juni 2017

Ilmu Sosial Dasar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal ( sekolah PAUD, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkunga itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.

1.2 Perumusan masalah
1. Apa jenis dari pendidikan?
2. Apa fungsi lingkungan dari pendidiakan ?
1.3 Tujuan dan manfaat
1. Supaya lebih mengetahui ruang lingkup pendidikan
Manfaat
1. Manfaat penulisan makalah ini  agar siswa lebih mengatahui ruang lingkup dari pendidikan.





BAB II
Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya:
1.1 Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang  pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan  rohani agar anak memiliki kesiapan dalam  memasuki pendidikan  lebih lanjut,  yang diselenggarakan pada  jalur  formal,  nonformal,  dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),  kecerdasan  (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu  menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
Infan (masa bayi) (0-1 tahun)
Toddler (balita) (2-3 tahun)
Preschool/ Kindergarten children (anak TK) (3-6 tahun)
Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
1.2 SD (Sekolah Dasar)
Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).
Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.
Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten / kota.
1.3 SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Sekolah Menengah Pertama yang disingkat dengan SMP merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Saat ini Sekolah Menengah Pertama menjadi program Wajar 9 Tahun (SD, SMP).
Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat). Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.
Sekolah menengah pertama diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah menengah pertama negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten / kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten / kota.
Untuk belajar di SMP/MTs atau yang sederajat, anak-anak usia SMP dapat memilih sekolah yang sesuai dengan pilihan dan kesempatan yang dimiliki, seperti:
SMP Negeri atau SMP Swasta Biasa
SMP Terbuka
MTs Negeri atau MTs Swasta atau sekolah lainnya yang sederajat
Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan program Wajib Belajar
1.4 Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah Menengah Atas dalam pendidikan formal di Indonesia, merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat. Sekolah Menengah Atas diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas 12. Pada tahun kedua (di kelas 11), siswa Sekolah Menengah Atas, wajib memilih jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, atau Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (di kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Setelah lulus (tamat)  Sekolah Menengah Atas dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Umumnya pelajar  Sekolah Menengah Atas berusia 16-18 tahun.  Sekolah Menengah Atas tidak termasuk program wajib belajar pemerintah seperti SD 6 tahun serta SMP 3 tahun. Mulai tahun 2005, di beberapa daerah di Indonesia, Sekolah Menengah Atas  telah diikutkan sebagai program wajib belajar 12 tahun yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Pengelolaan  Sekolah Menengah Atas negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, setelah diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten / kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, Sekolah Menengah Atas negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
1.5 Perguruan Tinggi
Dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), dan spesialis.
Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni. Sebutan guru besar atau profesor hanya dipergunakan selama yang bersangkutan masih aktif bekerja sebagai pendidik di perguruan tinggi.
Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor Perguruan Tinggi Negeri merupakan pejabat eselon di bawah Menteri Pendidikan Nasional.
Selain itu juga terdapat perguruan tinggi yang dikelola oleh kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian yang umumnya merupakan perguruan tinggi kedinasan, misalnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.
Selanjutnya, berdasarkan undang-undang yang berlaku, setiap perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional.
1.6 Pendidikan Kejuran
Pengertian Pendidikan Kejuruan
Banyak kontroversi tentang pengertian pendidikan kejuruan, semula pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai “vocational educational is simply training for skills, training the hands” (Vocational Instructional Service, 1989). Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai suatu keterampilan, yaitu keterampilan tangan. Pada abad kesembilan belas dimunculkan konsep baru tentang pendidikan kejuruan, yaitu dengan dimasukkannya pendidikan kejuruan ke dalam pemberdayaan profesional, seperti halnya hukum, profesi keinsinyuran, kedokteran, keperawatan dan profesional lainnya.
Schippers (1994), mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. Dapat dikatakan pendidikan kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada siswa pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam karirnya sepanjang hayat. Dengan kesungguhan dalam mengikuti pendidikan kejuruan maka para lulusan kelak dapat menjadi manusia yang bermartabat dan mandiri serta menjadi warga negara yang mampu membayar pajak.
Pendidikan SMK merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang diselenggarakan sebagai lanjutan dari SMP/MTS :
a. Sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dalam rangka memenuhi kebutuhan / kesempatan kerja yang sedang dan akan berkembang pada daerah tersebut.
b. Lulusan SMK merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil.
c. Mampu mengikuti pendidikan lanjutan dan atau menyesuaikan dengan perubahan teknologi.
d. Berdampak sebagai pendukung pertumbuhan industri (kecil atau besar).
e. Mengurangi angka pengangguran dan kriminalitas.
f. Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara melalui pajak penghasilan dan pertambahan nilai.
1.7 Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
Salah satu yang dikembangkan dalam pendidikan tinggi dalam keprofesian adalah yang disebut program diploma, mulai dari D1 sampai dengan D4 dengan berbagai konsentrasi bidang ilmu keahlian. Konsentrasi pendidikan profesi dimana para mahasiswa lebih diarahkan kepada minat menguasai keahlian tertentu. Dalam bidang keahlian dan keprofesian khususnya Desain Komunikasi Visual terdapat jurusan seperti Desain Grafis untuk D4 dan Desain Multimedia untuk D3 dan Desain Periklanan (D3). Dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan keprofesian akan berbeda dengan jalur kesarjanaan (S1) pada setiap bidang studi tersebut.
1.8 Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu  maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
Istilah vokasi mungkin diturunkan dari bahasa Inggris, vocation, sama artinya dengan profession. Di AS, vokasi digunakan untuk menyebut pengelompokan sekolah kejuruan seperti di sini. Sistem pendidikan tinggi di Indonesia dipilah untuk akademik dan profesional atau vokasi.
Dari tingkatan S-1 sampai S-3, arahan akademik di perguruan tinggi di negeri ini lebih mapan, meluluskan jenjang sarjana, magister, dan doktor. Program pascasarjana untuk berbagai bidang ilmu telah berkembang lama. Sebaliknya untuk vokasi umumnya masih sama sampai tingkatan D-3 dan amat jarang yang menyelenggarakan program D-4, apalagi program pascaprofesional atau pascavokasi. Padahal, untuk jenjang itu terbuka.
Ketika Prof. Juwono Sudarsono menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pernah dikeluarkan peraturan menteri atau keputusan menteri yang mengatur dua jalur dalam pendidikan tinggi, yakni jalur akademik dan profesi. Pada jalur profesi dicantumkan dalam perundang-undangan, jumlah SKS yang harus ditempuh mahasiswa untuk mencapai jenjang D-1 sampai D-4, bahkan dari D-4 untuk mencapai spesialis satu dan spesialis dua di tingkat pendidikan pasca masing – masing lulusan jenjang D-4 setingkat sarjana, sedangkan spesialis satu dan spesialis dua masing-masing setingkat magister dan doktor.
1.9 Pendidikan Keagamaan
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran / kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
1.10 Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa / SLB).
2. Pendidikan In Formal
2.1 Lingkungan Keluarga
Lingkungan merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan sedarah. Keluarga dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family) : ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti, ada orang lain: kakek?nenek, adik/ipak, pembantun, dan lain – lain). Ibu merupakan anggota keluarga yang mula – mula paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun pada akhirnya seluruh anggota keluarga ikut berinteraksi dengan anak. Keluarga sering disebut sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena memang orang tua dalam keluargalah yang terutama memiliki tanggung jawab atas pendidikan anak kandungnya. Faktor – faktor lain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh kembangnya anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya, dan sebagainya. Dengan kata lain, tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarganya.
Fungsi dan peranan keluarga, disamping pemerintah dan masyarakat, dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluarga saja, akan tetapi keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya. Khususnya untuk pendidikan keluarga, terdapat beberapa ketentuan dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik – baiknya untuk melakukan pendidikan orang – seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial.keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifat dasn wujudnya untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak – kanak tapi juga bagi parah remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagi penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh.
Hubungan antara ibu dan anak, komposisi keluarga juga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan, utamanya proses sosialisasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyaknya anggota keluarga dan urutan kelahiran seorang anak mempunyai pengaruh terhadap perhatian. Anak yang pertama lahir akan mendapat perhatian penuh, tetapi setelah kelahiran adiknya maka anak pertama itu harus belajar menerima perhatian orang tua bersama dengan adiknya yang baru lahir. Anak bungsu tentu mempunyai pengalaman lain dibanding dengan anak yang lahir ditengah atau anak sulung. Posisi kelahiran ini akan membedakan proses sosialisasi. Selanjutnya anak tunggal biasanya manja dan selaly menggantungkan diri kepada orang tuanya, sebab sejak masa kecilnya anak tersebut telah dibatasi kebebasannya dengan mensupervisi semua tingkah laku anak yang bersangkutan. Karena sering mendapatkan supervisi maka anak tersebut cenderung disiplin dan tertib dalam menyelesaikan tugas.
Dalam mempengaruhi sosialisasi ada beberapa metode yang dapat dipergunakan oleh orang tua, yaitu :
1. Pembiasaan
Anak dalam percobaan kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh identifikasi, biasanya anak menjadikan orang tuanya sebagai tokohnya.
2. Keteladanan
Seorang anak akan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh orang tuanya, melalui proses peniruan nilai-nilai, sikap keyakinan dan cita-cita dapat tertanam dalam diri seorang anak.

3. Hadiah
Diperlukan untuk membiasakan anak-anak agar selalu melaksanakan kebaikan dan menghindarkan dari kejahatan.
4. Hukuman
Metode ini dapat pula dilaksanakan dalam pendidikan islam, selama tidak ada cara lain untuk memperbaiki kesalahan.
3. Pendidikan Non Formal
3.1 Lingkungan Masyarakat
Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya.
Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial yang mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, antara lain: kelompok  sebaya, organisasi kepemudaan (pemuda, karang taruna, remaja mesjid), organisasi ekonomi, organisasi kesgamaan, media massa dan sebagainya.
Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya (Wayan Ardhana, 1986: Modul 5/19) antara lain:
3.1.1 Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain
3.1.2 Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas
3.1.3 Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa
3.1.4 Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas.
3.1.5 Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak
3.1.6 Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secar memuaskan ( pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu)
3.1.7 Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks
Peranan organisasi keagamaan sangat penting karena berkaitan dengan keyakinan agama. Karena semua organisasi keagamaan mempunyai keinginan untuk melestarikan keyakinan agama anggota-anggotanya.
Salah satu faktor dalam lingkungan masyarakat yang sangat penting peranannya yakni media massa. Media massa mempunyai fungsi informasi, edukasi dan rekreasi.
Perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh faktor hereditas, lingkungan, proses perkembangan dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peranan tripusat pendidikan yang paling menentukan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dikaitkan dengan tiga proses pendidikan (membimbing, mengajar dan melatih). Peranan yang dimainkan tripusat pendidikan  dengan tiga macam kegiatan pendidikan diharapkan dapat mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan, kemahiran keterampilan dan ketakwaan.




























BAB III
FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
Pada hakekatnya dalam memahami pengertian pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah dalam dunia pendidikan yaitu : pedagogi yang bearti “pendidikan” dan pedagogia yang bearti “ilmu pendidikan” . Istilah ini berasal dari bahasa Yunani “pedagogia (paedos dan agoge) yang berarti “saya membimbing, memimpin anak”. Berdasarkan asal kata tersebut maka pendidikan memiliki pengertian “seorang yang tugasnya membimbing anak didalam pertumbuhannya kepada arah berdiri sendiri serta bertanggung jawab”.
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak – anak, adapun pendidikan adalah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya.
Menurut John Dewey pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional sesama manusia.

2. Fungsi lingkungan pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang secara efisien dan efektif. Oleh karena itu diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya / dana yang seminimal mungkin dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat melakukan fungsinya sebagaimana semestinya.
Masyarakat dapat berfungsi dengan baik jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola – pola tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda – beda. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi atau mempersiapkan individu untuk peranan – peranan tertentu. Sehubungan dengan fungsi tersebut pendidikan bertugas untuk mengajarkan berbagai macam keterampilan dan keahlian.











BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Proses mencapai tujuan  pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan dijalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat. Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebgaia tripusat. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan.
2. Saran

Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam  menyusun kurikulum hendaknya pemerintah melibatkan lingkungan antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat.






DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Sabtu, 18 Maret 2017

Mengatur Stres



Setiap manusia yang hidup didunia tidak jauh dengan sebutan aktifitas, yang salah satunya ialah bekerja. Pada umumnya, pelaksanaan tugas selalu mengandung permasalahan dan tantangan. Masalah dan tantangan ini seringkali menimbulkan stres yang bisa mengganggu pencapaian tujuan. Dalam batas tertentu, stres membantu kita agar tetap termotivasi (eustres). Tetapi kadang-kadang kita terlalu banyak mendapatkan stres sehingga menurunkan kualitas kinerja kita (distres).

            Untuk hal ini, manusia memang sangat memerlukan banyak waktu, pikiran, bahkan hampir lebih dari dua per tiga waktu manusia dilakukan untuk mengerjakan hal yang disenanginya maupun yang menuntut harus dikerjakan demi dirinya sendiri.

            Semua elemen yang ada dalam diri manusia berada dalam satu sistem yang mengharuskan untuk diatur dan dikendalikan. Bagian penting dalam sistem manusia itu adalah otak. Otak berperan sangat vital sebagai pusat dalam mengendalikan tubuh. Pekerjaan yang dilakukan manusia tak lepas dari pergerakan yang dilakukan oleh tubuhnya sendiri.

               Manusia selalu berusaha agar tubuhnya dapat melakukan seluruh kegiatan yang terekam dalam otaknya. Karena itu kesehatan adalah faktor utama untuk bisa melakukan fungsi otak tersebut. Jika gejala yang membuat otak tidak nyaman dalam mengendalikan sistem tubuh manusia dalam melakukan pekerjaan itu disebut gangguan.
                        Gangguan itu bermacam-macam diantaranya sakit, depresi atau stress. Yang banyak dialami manusia dalam melakukan pekerjaannya adalah cenderung mengarah pada stress. Stress terjadi karena volume otak yang diisi oleh sesuatu yang membuat manusia tidak nyaman. Ketidaknyaman itulah yang menyebabkan stress melanda manusia. Bermula menghinggapi otak lalu menyebar sampai sistem tubuh manusia itu sendiri yang mengakibatkan manusia mengalami kemalasan untuk melakukan sesuatu. Hingga akhirnya manusia mengalami gangguan yang biasa kita dengar yaitu, stress.

1.    Cara mengelola stress

Faktor-faktor yang mempengaruhi coping sebagai upaya untuk mereduksi atau mengatasi stres adalah dukungan sosial ( social suport) dan kepribadian. Kedua faktor tersebut dijelaskan sebagai tersebut :

1.    Dukungan sosial

Dukungan sosial dapat diartikan sebagai “ Pemberian bantuan atau pertolongan terhadap sesorang yang mengalamai stres dari orang lain yang memiliki hubungan dekat ( saudara atau teman )”.

Pengertian lainnya dikemukakan oleh Rietschlin (Shelley E. Taylor, 2003), yaitu sebagai “Pemberian informasi dari orang lain yang dicintai atau mempunyai kepedulian, dan memiliki jaringan komunikasi atau kedekatan hubungan, seperti orang tua, suami / istri, teman, dan orang – orang yang aktif dalam lembaga keagamaan”.



2.    Kepribadian

Tipe atau karakteristik kepribadian seseorang mempunyai pengaruh yang cukup atau usaha dalam mengatasi stress yang dihadapinya.

Optimisme

Optimisme merupakan “suatu kecenderungan umum untuk mengharapkan hasil-hasil yang baik”(weiten/Llyod, 1994 : 90). Sikap optimis memungkinkan seseorang dapat meng”cope” stress secara lebih efektif, dan dapat mereduksi dampaknya, yaitu jatuh sakit.

Humoris

Orang yang senang homor (humoris) cenderung lebih toleran dalam menghadapi situasi stress daripada orang yang tidak senang humor (seperti orang yang bersikap kaku, dingin, pemurung, atau pemarah). Dalam studinya tentang beberapa cara “coping” Mc Crae (1984) menemukan bahwa 40 % sikap humor itu dapat mengurangi stress. Beberapa orang ahli psikologi sudah lama memperkirakan bahwa humor merupakan respons”coping”yang positif. Dalam hal ini, Martin dan lefcourt (1983) menemukan bahwa humor dapat berfungsi untuk mengurangi dampak negatif stres terhadap suasana hati atau perasaan seseorang.

Cara lain dapat dilakukan melalui beberapa metode atau pendekatan, diantaranya sebagai berikut.

1.    Pendekatan Individual

Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi indovidu yang telah terbukti efektif mencakup pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran (relaksasi), dan perluasan jaringan dukungan social. Jadi suatu pemahaman dan pemanfaatan dari prinsip-prinsip dasar pengelolaan waktu dapat membantu individu untuk mengatasi dengan lebih baik ketegangan yang diciptakan oleh tuntutan pekerjaan. Beberapa prinsip pengelolaan waktu yang lebih dikenal adalah :

a.    Membuat daftar harian dari kegiatan yang mau diselesaikan

b.    Mempriotaskan kegiatan menurut kepentingan dan urgensinya

c.    Menjadwalkan kegiatan menurut peringkat prioritas, dan

d.    Mengetahui siklus harian anda dan menangani bagian yang paling menuntut dari pekerjaan anda selama bagian tinggi dari silklus anda saat mana anda paling waspada dan produktif

Latihan fisik nonkompetitif seperti : aerobic, berjalan, jogging, berenang, dan bersepeda telah lama direkomendasikan oleh para dokter sebagai suatu cara untuk menangani tingkat stress yang berlebihan. Bentuk latihan fisik ini meningkatkan kapasitas jantung, menurunkan laju detak jantung, memberikan suatu pengalihan mental dari tekanan kerja, dan menawarkan suatu cara untuk “melepas energy”.[1]

2.    Relaksasi

Menurut penelitian para ahli, seperti Lehrer dan Woolfolk (1984), relaksasi dapat mengatasi kekalutan emosional dan mereduksi masalah fisiologis (gangguan atau penyakit fisik). Herbert Benson, seorang ahli kardiologi di Sekolah Kesehatan Harvard mengemukakan langkah-langkah relaksasi, yaitu sebagai berikut.

a.    Duduklah dengan tenang dalam posisi yang nyaman

b.    Tutuplah mata anda

c.    Buatlah relaks semua otot-otot anda, mulai dari kaki sampai ke wajah anda

d.    Bernafaslah melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut. Setelah anda mengeluarkan nafas melalui mulut, katakanlah “satu” dan seterusnya secara berulang-ulang .

e.    Lakukanlah relaksasi itu selama 10 sampai 20 menit.




[1] Stephen P. Robbins. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. 2003. Hal. 386.